Sepanjang sejarah peradaban manusia kita sering melihat bahawa kejayaan manusia biasanya ditentukan oleh sejauh mana usaha mereka untuk mencapai tujuannya, tidak ada kejayaan kepada orang yang berpangku tangan, tidak ada kemenangan dianugerahkan kepada mereka yang tidak mahu mengubah cara hidup mereka, tidak ada kemuliaan dan kedudukan tinggi yang disematkan kepada orang yang malas melainkan kejayaan itu akan datang hanya kepada manusia yang hari-harinya diisi dengan usaha dan doa.
Bagi seorang muslim, lihatlah di luar sana, sangat banyak manusia berusaha meraih impian mereka, dengan beragam usaha, bahkan ada yang tidak peduli apa yang dilakukan benar atau salah, halal atau haram dari cara yang mereka tempuh. Hari- hari mereka, waktu dan terjaganya mata mereka, didedikasikan untuk tujuan dan impian tersebut, walaupun jalannya itu jalan kejahatan. Ada pun kita, semestinya sangat mendambakan prestasi yang terbaik sebagai hamba Allah bahkan inilah dambaan sebenar yang perlu ada kepada setiap manusia. Maka, sebab apa yang membuatkan kita kalah dibanding usaha mereka? Faktor apa yang menyebabkan kita terdiam padahal mereka bergerak, dan apa yang menyebabkan kita tertunduk ketika mereka tegak? Padahal kita sedang memperjuangkan kemuliaan, iaitu ilmu, iman dan amal. Kita sedang memperjuangkan warisan kenabian, kita sedang memperjuangkan syarat mutlak bagi kemakmuran dunia dan akhirat, Maka berusaha dan berdoalah serta teruskan perjuangan teman-teman.
Berusaha untuk kejayaan adalah Perintah agama.
Islam adalah agama yang memanggil umatnya untuk bergerak.
Allah SWT berfirman:
Dan Katakanlah: “Bekerjalah kalian , maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu …”( AT Taubah (9): 105)
Di dalam ayat ini terdapat suatu peringatan penting dari Allah SWT, sesungguhnya pekerjaan kalian tidaklah tersembunyi bagi Allah SWT, tidak pula bagi RasulNya dan orang-orang beriman. Maka, bersegeralah melakukan pekerjaan yang baik dan ikhlaskanlah pekerjaan kalian hanya untuk Allah SWT. Dalam ayat ini juga terdapat sesuatu untuk menyemarakkan semangat kita berusaha, maka siapa saja yang tahu bahwa perbuatannya tidaklah tersembunyi (dari penglihatan Allah), baik pekerjaan yang baik atau buruk, maka hendaknya dia bersegera melaksanakan pekerjaan yang baik dan menjauhi perkara yang buruk.”
Karena Usaha Adalah Sunnatullah Kehidupan di Dunia.
Benar, bahwa berjaya dan gagal adalah ketentuan Allah SWT, tetapi kita dituntut untuk mengusahakan sebab-sebabnya.
Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. ( Ar Ra’du (13): 11)
Para ahli tafsir mengatakan bahwa Allah SWT tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali jika kaum itu mahu merubah sebab-sebab yang membuat mereka mundur. Sebab-sebab itu ada dua macam, yakni sabab syar’i dan sabab kauni
- Sabab Syar’i, iaitu sebab yang dilakukan seorang hamba atau kaum, berupa merubah hubungannya dengan Allah SWT. Jika dia merubah hubungan dengan Allah SWT kearah yang buruk, dari taat menjadi maksiat, rajin ibadah menjadi malas, berbakti kepada orang tua menjadi durhaka dan sebagainya, maka Allah SWT pun akan merubahnya kearah yang buruk, sesuai perubahan yang dibuatnya. Jika dia merubah hubungan dengan Allah SWT kearah yang baik, sebelumnya maksiat menjadi taat, malas ibadah menjadi rajin, melawan orang tua menjadi berbakti, dan sebagainya, maka Allah SWT pun merubahnya menjadi baik.
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum) berupa kenikmatan, kebaikan, dan kelapangan hidup (sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri) dengan berubahnya keimanan mereka menjadi kufur (ingkar), dari taat menjadi maksiat, atau dari bersyukur atas nikmat Allah menjadi sikap ingkar terhadapnya, maka Allah mencabut ketika itu atas semuanya. Demikian juga jika seorang hamba merubah apa yang ada pada diri mereka, dari maksiat menjadi taat kepada Allah, maka Allah akan merubah apa-apa yang ada padanya, dari keburukan menjadi kebaikan, kebahagiaan, kegembiraan, dan kasih sayang
- Sebab Kauni Iaitu sebab yang dilakukan oleh seorang hamba atau kaum sebagai tuntutan rasional kehidupan dan ada juga yang menyatakan ia sebagai Hukum Alam).
Kehamilan adalah kehendak Allah SWT, tetapi sabab kauni-nya adalah kehamilan mesti didahului bertemunya dua benih sel telur dan sperma. Musibah banjir dan tanah runtuh memang kehendak Allah SWT, tetapi sunatullah juga menetapkan bahwa jika manusia membuang sampah sembarangan serta membuat pemukiman penduduk di daerah resapan air, maka yang terjadi adalah banjir. Sembuh dari penyakit adalah atas kehendak Allah SWT, tetapi ada sabab kauni-nya, yakni berubat,lulus tidaknya sesorang pelajar dalam ujian memang kehendak Allah SWT, tetapi sebab kauni-nya adalah kerana usahanya belajar dengan teratur dan berstruktur serta menjaga stamina fizikal dan mentalnya.
Sabab kauni ini jelas diakui oleh Islam. Imam Muslim dalam kitab Shahihnya meriwayatkan:
Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melewati sebuah kaum yang sedang menyerbukkan kurma, lalu beliau bersabda: “Seandainya kalian tidak melakukan itu niscaya hasilnya baik.” (lalu mereka mengikuti anjurannya) Ternyata hasilnya tidak begitu baik,. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya: “Bagaimana pohon Kurma kalian?” Mereka menjawab begini dan begitu. Lalu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أنتم أعلم بأمر دنياكم
“Kalian lebih tahu urusan dunia kalian.” (HR. Muslim)
Artinya, mereka adalah petani kurma, sedangkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bukan petani kurma, melainkan pedagang dan penggembala, maka petani lebih tahu urusan pertanian dibanding pedagang dan penggembala. Inilah sabab kauni yang mesti kita perhatikan dalam kandungan kisah ini. Apa yang dianjurkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hanya sebatas pendapat peribadi yang diketahuinya saja, namun karena para sahabat adalah kaum yang sangat taat kepadanya, maka mereka tetap mengikutinya, sebab khawatir jika ternyata perintah itu adalah wahyu dari Allah SWT.
Wajib Untuk Kita Sentiasa Berdoa
Bagi orang yang berilmu, maka kejayaan mesti diraih dengan usaha yang gigih. Tapi, tidak cukup itu saja, sebab bagi orang yang beriman kejayaan juga mesti diraih dengan doa. Maka, kesepaduan antara keilmuan dan keimanan seseorang akan membentuk wujud nyata sikap dan perilaku yang seimbang, yakni usaha dan doa, Orang bijak juga mengatakan, “Usaha tanpa doa adalah sombong, doa tanpa usaha adalah mimpi yang kosong.”
Ya, usaha tanpa doa, seakan dialah yang menentukan hasil akhir dari usahanya itu, padahal banyak manusia yang tidak berdaya ketika menghadapi badai besar di akhir dari usahanya. Inilah kesombongan dan keangkuhan ditengah kelemahan manusia. Lihatlah petani, sehari lagi mereka akan menuai maka sudah banyak khayalan yang mereka buat jika nanti selesai menuai. Namun, sang petani tidak berdaya tatkala keesokkan harinya hujan besar menenggelamkan sawah tanamannya.
Sebagai pegakhiran sukalah saya berkongsi bahawa dalam berdoa perlulah ada adab-adabnya,Meskipun waktu dan keadaan berdoa sudah kita patuhi,namun masih ada doa yang tidak dimakbulkan Allah SWT. Ia berlaku apabila seseorang berdoa tetapi dalam masa yang sama masih melakukan maksiat kepada Allah SWT . Pengajaran daripada kisah Ibrahim bin Adham Rahmatullah Alayh seorang Ulamak yang menjelaskan kenapakah doa seseorang masih tidak dimakbulkan Allah SWT.
Ketika berada di tengah pasar Basrah, beliau disapa sekumpulan pemuda. Mereka bertanya Ibrahim bin Adham Rahmatullah Alayh , mengapa doa tidak dimakbulkan Allah SWT pada hal mereka selalu berdoa.
Ibrahim bin Adham Rahmatullah Alayh menjawab doa itu tidak dimakbulkan kerana hati mereka buta (mati) berpunca daripada 10 perkara iaitu:
1. Kamu mengenal Allah, tetapi kamu tidak menunaikan hak-Nya.
2. Kamu sangka bahawa kamu cintakan Rasulullah, tetapi kamu tinggalkan sunnahnya.
3. Kamu membaca al-Quran, tetapi kamu tidak beramal dengannya.
4. Kamu makan nikmat Allah, tetapi kamu tidak tunaikan syukur-Nya.
5. Kamu berkata bahawa syaitan itu musuh, tetapi kamu tidak menentangnya.
6. Kamu berkata bahawa syurga itu benar, tetapi kamu tidak beramal untuk mendapatkannya.
7. Kamu berkata bahawa neraka itu benar, tetapi kamu tidak lari daripadanya.
8. Kamu berkata bahawa mati itu benar, tetapi kamu tidak bersedia baginya.
9. Kamu bangun daripada tidur, lalu kamu ceritakan segala keaiban manusia tetapi kamu lupakan keaiban kamu sendiri.
10. Kamu kebumikan mayat saudara kamu, tetapi tidak mengambil iktibar daripadanya.
Sehubungan itu, umat Islam perlulah sentiasa berdoa kepada Allah dengan mematuhi segala syarat ketika berdoa.semoga dengan keberkatan itu, insyaAllah , Allah SWT akan menurunkan keberkatan nya keatas setiap usaha dan doa yang kita pohonkan.
Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk terus istiqamah menjadi hambanya yang beriman dan bertaqwa, Wallahu waliyyut taufiq.
0 comments:
Post a Comment