Suara Tak Bersumber ...
Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di laman Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan ( ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).
Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.
"Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau, "kata pejuang tadi.
Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas kerana mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimum. Maklum, jumlah musuh amat banyak.
Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara "Utsbut, tsabatkallah" yang maknanya kurang lebih, "tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu." Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.
"Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kepada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, kerana tidak ada seorang pun yang bersama saya, "ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.
Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah kereta kebal melewati ranjau yang tertanam, sesuatu yang "ajaib" terjadi. Ranjau itu justru meletup amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak tentera Israel meninggal seketika itu. Sebahagian daripada mereka harus diangkut oleh helikopter. "Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat," kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.
Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam laman alraesryoon.com, ikut menyokong kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan,
"Ketika saya mengamati gerakan kereta kebal di sempadan bandar, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencuba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahawa suara itu tidak keluar kecuali dari batuan dan pasir. "
Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh ...
Sebuah kejadian "ajaib" berlaku di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur Wayar, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun terus jatuh ke lokasi itu.
Untunglah para mujahidin selamat. Namun, wayar pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, kerana pesawat masih berputar-putar di atas.
Tak lama kemudian, beberapa kereta kebal Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, kereta kebal itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.
Apa daya, kaum Mujahidin tak boleh berbuat apa-apa. Wayar ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara kereta kebal Israel telah berkumpul di atas ranjau.
Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebahagian yang lain berdoa, "Allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum," yang maknanya, "Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga tidak memiliki kesempatan serupa."
Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar letupan dahsyat tepat di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.
Setelah Tentera Israel pergi dengan membawa kerugian akibat letupan tersebut, para mujahidin akan melihat lokasi letupan. Sungguh ajaib, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva letupan? Wallahu a'lam.
Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khuatir jika api itu semakin tak terkawal.
Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa, "Wahai Dzat yang merubah api menjadi sejuk dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu."
Maka, tidak lebih dari tiga minit, api pun padam. Para mujahidin menangis terharu kerana mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta'ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.
Merpati dan Anjing ...
Di saat para mujahidin tersepit, haiwan-haiwan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.
Seorang mujahid Palestin menuturkan "kisah ajaib" yang lain kepada laman Filithin Al Aan (25/1/2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum peluru berpandu-peluru berpandu Israel jatuh di wilayah itu.
Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.
Begitu merpati itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.
Adalagi "cerita keajaiban" mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan laman Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing tentera Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel mencari tempat simpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.
Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, "Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Kerana itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami. "
Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa kurma. Dengan tenang anjing itu memakan kurma itu, lalu beranjak pergi.
Kabut pun Ikut Membantu ...
Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komander Al Qassam di kem-kem pelarian Nashirat, langsung setelah selesai solat zuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).
Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh kereta kebal Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.
Di saat kedudukan para mujahidin tersepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu telah menutupi pandangan mata tentera Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.
Kes serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis laman almesryoon.com (sudah tidak boleh diakses lagi). la bercerita bagaimana kabus tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.
Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati kereta kebal tentera Israel guna meledakkannya. "Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini," kata Abu Ubaidah.
Tiba-tiba turunlah kabus tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara kereta kebal, menanam ranjau-ranjau di sisinya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kenderaan tentera itu. Lima tentera Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka selepas ranjau-ranjau itu meletup.
Kerana kekejaman zionis yahudi, semua makhluk Allah melawannya, Maha benar sabda Rasulullah SAW dalam hadisnya:
Tidak akan terjadi hari kiamat, sehingga muslimin memerangi Yahudi. Orang-orang Islam membunuh Yahudi sampai Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Namun batu atau pohon berkata, "Wahai muslim, wahai hamba Allah, inilah Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuh saja. Kecuali pohon Gharqad (yang tidak demikian), kerana termasuk pohon Yahudi." (HR Muslim dalam Shahih Jami 'As-shaghir no. 7427)
"Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mu'min, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Itulah (karunia Allah yang dilimpahkan kepada kamu), dan sesungguhnya Allah sentiasa melumpuhkan tipu daya orang-orang yang kafir. "(Surah 8: 17-18)
Selamat Dengan Al-Quran ...
Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa '. Seorang doktor yang memeriksanya terkejut apabila mengetahui ada sepotong projetile peluru bersarang di saku pejuang tersebut.
Yang membuat ia sangat terkejut adalah timah panas itu gagal menembusi jantung sang pejuang kerana terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf Al-Quran yang selalu berada di saku sang pejuang.
Buku kumpulun doa itu berlubang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rosak, sedangkan projetile sendiri bentuknya sudah "berselerak".
Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Doktor Jorden sebagaimana ditulis laman parti Ikhwanul Muslimin (23/1/2009).
Dr. Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah projetile peluru, mushaf Al-Qur'an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.
Abu Ahid, imam Masjid An-Nur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembak 3 rodalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. "Akan tetapi mushaf-mushaf Al-Qur'an tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa," katanya sambil tak henti bertasbih.
"Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang menceritakan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah,
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar, iaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, 'sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,' (Al-Baqarah [2]: 155-156). "
jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).
Harum Jasad Para Syuhada ...
Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran peluru berpandu pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keselamatan di Nashirat, Gaza.
Jasad komander al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini "hilang" setelah terkena peluru berpandu. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tinggal kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.
Sebelum dikebumikan, sebagaimana dikeluarkan laman syiria-aleppo.com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, tiba-tiba muncul bau harum kasturi dari bilik simpanan serpihan tubuh tadi.
Keluarga Abdullah As Shani 'terkejut lalu memberitahu kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (gelaran) Abu Hamzah ini.
Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah beg plastik.
Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari selepas wafatnya lelaki yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.
Cerita yang sama berlaku juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid kerana serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdul Rahman Al Jamal, penulis yang tinggal di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.
Ketua Parti Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaimana dilansir laman Al Quds Al Arabi (19/1/2009), ketika masih berada di Gaza, ia menyampaikan,
"Saya telah melawat sebahagian besar bandar dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur kerana serangan Israel. Percayalah, bahawa saya mencium bau harumnya para syuhada. "
Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir ...
Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.
Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal Al-Qur'an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) Al-Qur'an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk mendapat latihan ketenteraan. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.
Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kem pelarian Jabaliya.
Kerana keadaan medan, jasadnya baru boleh dipindahkan setelah dua minggu wafatnya di medan pertempuran tersebut.
Walau sudah dua minggu meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahawa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fizikalnya tidak rosak. Keadaannya mirip seperti orang yang sedang tidur.
Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk berkahwin dengan salah satu gadis Palestin, namun ia menolak. "Saya meninggalkan keluarga dan tanah air kerana hal yang lebih besar dari itu," jawabnya.
Khabar tentang keadaan jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumaat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/2009)
Terbunuh 1.000, Lahir 3.000 ...
Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini sesuai disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas kehilangan nyawa 1.412 putra putrinya, terubat dengan lahirnya 3,700 bayi selama 22 hari serangan Israel terhadap bandar kecil ini.
Hamam Nisman, Pengarah Jabatan Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesihatan pemerintahan Gaza menyatakan bahawa dalam 22 hari 3,700 bayi lahir di Gaza.
"Mereka lahir antara tarikh 27 Disember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang majoriti wanita dan kanak-kanak-kanak-kanak," katanya.
Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi berbanding bulan-bulan sebelumnya. Setiap tahun 50 ribu kes kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3,000 hingga 4,000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3,700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1,300 kelahiran. Bererti dalam bulan Januari berlaku peningkatan kelahiran hingga 1,000 kes.
Nisbah antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu setiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu
"Israel sengaja membunuh para wanita dan kanak-kanak-kanak-kanak untuk menghapuskan masa depan Gaza. Sebanyak 440 kanak-kanak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka. "
Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di laman Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan ( ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).
Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.
"Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau, "kata pejuang tadi.
Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas kerana mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimum. Maklum, jumlah musuh amat banyak.
Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara "Utsbut, tsabatkallah" yang maknanya kurang lebih, "tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu." Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.
"Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kepada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, kerana tidak ada seorang pun yang bersama saya, "ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.
Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah kereta kebal melewati ranjau yang tertanam, sesuatu yang "ajaib" terjadi. Ranjau itu justru meletup amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak tentera Israel meninggal seketika itu. Sebahagian daripada mereka harus diangkut oleh helikopter. "Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat," kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.
Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam laman alraesryoon.com, ikut menyokong kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan,
"Ketika saya mengamati gerakan kereta kebal di sempadan bandar, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencuba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahawa suara itu tidak keluar kecuali dari batuan dan pasir. "
Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh ...
Sebuah kejadian "ajaib" berlaku di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur Wayar, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun terus jatuh ke lokasi itu.
Untunglah para mujahidin selamat. Namun, wayar pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, kerana pesawat masih berputar-putar di atas.
Tak lama kemudian, beberapa kereta kebal Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, kereta kebal itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.
Apa daya, kaum Mujahidin tak boleh berbuat apa-apa. Wayar ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara kereta kebal Israel telah berkumpul di atas ranjau.
Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebahagian yang lain berdoa, "Allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum," yang maknanya, "Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga tidak memiliki kesempatan serupa."
Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar letupan dahsyat tepat di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.
Setelah Tentera Israel pergi dengan membawa kerugian akibat letupan tersebut, para mujahidin akan melihat lokasi letupan. Sungguh ajaib, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva letupan? Wallahu a'lam.
Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khuatir jika api itu semakin tak terkawal.
Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa, "Wahai Dzat yang merubah api menjadi sejuk dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu."
Maka, tidak lebih dari tiga minit, api pun padam. Para mujahidin menangis terharu kerana mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta'ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.
Merpati dan Anjing ...
Di saat para mujahidin tersepit, haiwan-haiwan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.
Seorang mujahid Palestin menuturkan "kisah ajaib" yang lain kepada laman Filithin Al Aan (25/1/2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum peluru berpandu-peluru berpandu Israel jatuh di wilayah itu.
Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.
Begitu merpati itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.
Adalagi "cerita keajaiban" mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan laman Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing tentera Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel mencari tempat simpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.
Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, "Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Kerana itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami. "
Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa kurma. Dengan tenang anjing itu memakan kurma itu, lalu beranjak pergi.
Kabut pun Ikut Membantu ...
Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komander Al Qassam di kem-kem pelarian Nashirat, langsung setelah selesai solat zuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).
Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh kereta kebal Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.
Di saat kedudukan para mujahidin tersepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu telah menutupi pandangan mata tentera Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.
Kes serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis laman almesryoon.com (sudah tidak boleh diakses lagi). la bercerita bagaimana kabus tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.
Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati kereta kebal tentera Israel guna meledakkannya. "Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini," kata Abu Ubaidah.
Tiba-tiba turunlah kabus tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara kereta kebal, menanam ranjau-ranjau di sisinya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kenderaan tentera itu. Lima tentera Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka selepas ranjau-ranjau itu meletup.
Kerana kekejaman zionis yahudi, semua makhluk Allah melawannya, Maha benar sabda Rasulullah SAW dalam hadisnya:
Tidak akan terjadi hari kiamat, sehingga muslimin memerangi Yahudi. Orang-orang Islam membunuh Yahudi sampai Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Namun batu atau pohon berkata, "Wahai muslim, wahai hamba Allah, inilah Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuh saja. Kecuali pohon Gharqad (yang tidak demikian), kerana termasuk pohon Yahudi." (HR Muslim dalam Shahih Jami 'As-shaghir no. 7427)
"Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mu'min, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Itulah (karunia Allah yang dilimpahkan kepada kamu), dan sesungguhnya Allah sentiasa melumpuhkan tipu daya orang-orang yang kafir. "(Surah 8: 17-18)
Selamat Dengan Al-Quran ...
Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa '. Seorang doktor yang memeriksanya terkejut apabila mengetahui ada sepotong projetile peluru bersarang di saku pejuang tersebut.
Yang membuat ia sangat terkejut adalah timah panas itu gagal menembusi jantung sang pejuang kerana terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf Al-Quran yang selalu berada di saku sang pejuang.
Buku kumpulun doa itu berlubang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rosak, sedangkan projetile sendiri bentuknya sudah "berselerak".
Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Doktor Jorden sebagaimana ditulis laman parti Ikhwanul Muslimin (23/1/2009).
Dr. Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah projetile peluru, mushaf Al-Qur'an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.
Abu Ahid, imam Masjid An-Nur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembak 3 rodalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. "Akan tetapi mushaf-mushaf Al-Qur'an tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa," katanya sambil tak henti bertasbih.
"Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang menceritakan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah,
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar, iaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, 'sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,' (Al-Baqarah [2]: 155-156). "
jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).
Harum Jasad Para Syuhada ...
Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran peluru berpandu pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keselamatan di Nashirat, Gaza.
Jasad komander al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini "hilang" setelah terkena peluru berpandu. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tinggal kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.
Sebelum dikebumikan, sebagaimana dikeluarkan laman syiria-aleppo.com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, tiba-tiba muncul bau harum kasturi dari bilik simpanan serpihan tubuh tadi.
Keluarga Abdullah As Shani 'terkejut lalu memberitahu kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (gelaran) Abu Hamzah ini.
Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah beg plastik.
Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari selepas wafatnya lelaki yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.
Cerita yang sama berlaku juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid kerana serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdul Rahman Al Jamal, penulis yang tinggal di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.
Ketua Parti Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaimana dilansir laman Al Quds Al Arabi (19/1/2009), ketika masih berada di Gaza, ia menyampaikan,
"Saya telah melawat sebahagian besar bandar dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur kerana serangan Israel. Percayalah, bahawa saya mencium bau harumnya para syuhada. "
Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir ...
Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.
Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal Al-Qur'an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) Al-Qur'an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk mendapat latihan ketenteraan. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.
Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kem pelarian Jabaliya.
Kerana keadaan medan, jasadnya baru boleh dipindahkan setelah dua minggu wafatnya di medan pertempuran tersebut.
Walau sudah dua minggu meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahawa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fizikalnya tidak rosak. Keadaannya mirip seperti orang yang sedang tidur.
Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk berkahwin dengan salah satu gadis Palestin, namun ia menolak. "Saya meninggalkan keluarga dan tanah air kerana hal yang lebih besar dari itu," jawabnya.
Khabar tentang keadaan jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumaat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/2009)
Terbunuh 1.000, Lahir 3.000 ...
Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini sesuai disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas kehilangan nyawa 1.412 putra putrinya, terubat dengan lahirnya 3,700 bayi selama 22 hari serangan Israel terhadap bandar kecil ini.
Hamam Nisman, Pengarah Jabatan Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesihatan pemerintahan Gaza menyatakan bahawa dalam 22 hari 3,700 bayi lahir di Gaza.
"Mereka lahir antara tarikh 27 Disember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang majoriti wanita dan kanak-kanak-kanak-kanak," katanya.
Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi berbanding bulan-bulan sebelumnya. Setiap tahun 50 ribu kes kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3,000 hingga 4,000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3,700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1,300 kelahiran. Bererti dalam bulan Januari berlaku peningkatan kelahiran hingga 1,000 kes.
Nisbah antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu setiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu
"Israel sengaja membunuh para wanita dan kanak-kanak-kanak-kanak untuk menghapuskan masa depan Gaza. Sebanyak 440 kanak-kanak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka. "
0 comments:
Post a Comment