Monday, November 19, 2012

Filled Under:

Islam Adalah Agama Terawal Dan Terakhir .



بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على النبي والمرسلين

Semenjak kebelakangan ini saya kerap ditanya saudara-saudara seagama saya mengenai sejarah asal kemunculan agama Islam yang dicintai dan diperjuangkan ini, Alhamdulillah .. secara peribadinya saya menganggap ini adalah tanda kesedaran saudara-saudara saya ini terhadap pengetahuan semakin memuncak. Namun dalam masa yang sama berbagai tanggapan dan cerita-cerita yang dikeluarkan berkaitan sejarah awal agama Islam ini hanya dikaitkan kepada zaman Nabi Muhammad SAW adalah sesuatu yang dikesali kerana ia adalah bertentangan dengan nas-nas di dalam Al Qur'anul Kariim. Tidak dinafikan juga ada segelintir pula yang menyangka agama anutan nabi-nabi terdahulu adalah Yahudi.

Inilah jawaban saya sekadar mampu, agama Islam sebenarnya bukan bermula datangnya pada zaman Nabi Muhammad SAW. Agama Islam adalah agama kepada seluruh nabi dan rasul. Allah telah menafikan bahawa bapa segala nabi iaitu nabi Ibrahim a.s itu bukanlah beragama Yahudi atau Nasrani (Masihi) apalagi seorang musyrik, sebagaimana firmanNya :
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Bukanlah Nabi Ibrahim itu seorang pemeluk agama Yahudi, dan bukanlah ia seorang pemeluk agama Nasrani (Masihi/Kristian) , tetapi ia seorang yang tetap di atas dasar Tauhid sebagai seorang Muslim (yang taat dan berserah bulat-bulat kepada Allah), dan ia pula bukanlah dari orang-orang musyrik.(Ali 'Imraan 3:67)

Ayat ini merupakan jawaban bagi perdebatan orang-orang Yahudi dan Nasrani mengenai agama Nabi Ibrahim as. Mereka masing-masing berpendapat bahwa Ibrahim menganut agama yang dipeluk oleh golongannya. Pendapat mereka itu sebenarnya adalah dusta kerana tidak didasarkan pada bukti-bukti yang nyata. Yang benar ialah keterangan yang didasarkan wahyu yang dipegangi kaum muslim, kerana orang-orang Islam memeluk agama seperti agama yang dipeluk oleh Nabi Ibrahim dan agama Islam mempunyai prinsip-prinsip yang dibawa oleh Nabi Ibrahim. Maka jelaslah bahwa Nabi Ibrahim itu tidak memeluk agama Nasrani dan tidak pula pemeluk agama Yahudi akan tetapi Nabi Ibrahim itu seorang yang taat kepada Allah, tetap berpegang kepada petunjuk Tuhan serta tunduk dan taat kepada segala yang diperintahkan Nya.

Kemudian Allah SWT menegaskan bahawa Nabi Ibrahim tidak menganut kepercayaan orang-orang musyrikin, yaitu orang-orang kafir Quraisy dan suku Arab lainnya, yang menganggap diri mereka mengikuti agama Nabi Ibrahim.

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa Nabi Ibrahim itu adalah orang yang dimuliakan oleh segala pihak, baik orang-orang Yahudi, Nasrani ataupun orang-orang musyrikin. Akan tetapi sayang pendapat mereka tidak benar, kerana Nabi Ibrahim itu tidak beragama seperti agama mereka. Beliau adalah muslim (yang beragama Islam) yang ikhlas kepada Allah, sedikitpun tidak pernah mempersekutukan Nya.*

Sudah jelas sabitnya pula Nabi Ibrahim a.s adalah beragama Islam sebagaimana dalam firman Allah :
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

"Wahai Tuhan kami! Jadikanlah kami berdua: orang-orang Islam (yang berserah diri) kepadaMu, dan jadikanlah daripada keturunan kami: umat Islam (yang berserah diri) kepadamu, dan tunjukkanlah kepada kami syariat dan cara-cara ibadat kami, dan terimalah taubat kami; sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima taubat, lagi Maha Mengasihani; (Al-Baqarah 2:128)

Agama Islam inilah juga yang dibawa oleh Nabi Ismail, Ishak, Ya'kub dan nabi-nabi yang lain. Keberlansungan waris-mewariskan agama Islam ini berlaku terus menerus sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an. Firman Allah :
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
(Ingatlah) ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Serahkanlah diri (kepadaKu wahai Ibrahim)!" Nabi Ibrahim menjawab: "Aku serahkan diri (tunduk taat) kepada Tuhan Yang Memelihara dan mentadbirkan sekalian alam".
(Al-Baqarah 2:131)

Pada ayat ini Allah memerintahkan agar Ibrahim menjadi muslim ; mengakui keesaan Allah dan memurnikan ketaatan hanya kepada-Nya saja. Yang dimaksud dengan "tunduk patuhlah" di sini ialah tunduk dan patuh kepada agama Allah, agama yang sesuai dengan akal pikiran serta dengan dalil-dalil atau bukti-bukti yang nyata, agama yang akan dilanjutkan penyampaiannya oleh rasul-rasul yang datang kemudian, termasuk Nabi Muhammad saw.

Firman Allah lagi :
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Dan Nabi Ibrahim pun berwasiat dengan agama itu kepada anak-anaknya, dan (demikian juga) Nabi Yaakub (berwasiat kepada anak-anaknya) katanya: "Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama (Islam) ini menjadi ikutan kamu, maka janganlah kamu mati melainkan kamu dalam keadaan Islam".
(Al-Baqarah 2:132)

Nabi Ya'kub a.s yang menjadi bapa kepada bani Isra'el juga berwasiatkan perkara yang sama kepada anak-anaknya. Firman Allah :
أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

(Demikianlah wasiat Nabi Yaakub, bukan sebagaimana yang kamu katakan itu wahai orang-orang Yahudi)! Kamu tiada hadir ketika Nabi Yaakub hampir mati, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apakah yang kamu akan sembah sesudah aku mati?" Mereka menjawab: "Kami menyembah Tuhanmu dan Tuhan datuk nenekmu Ibrahim dan Ismail dan Ishak, iaitu Tuhan yang Maha Esa, dan kepadaNyalah sahaja kami berserah diri (dengan penuh iman yakni sebagai muslimuun)".
(Al-Baqarah 2:133)

Apa saja isu berkaitan keburukan umat sebelum itu adalah urusan yang telah lalu. Firman Allah :

Mereka itu adalah satu umat yang telah lalu sejarahnya; bagi mereka (balasan) apa yang mereka telah usahakan, dan bagi kamu pula (balasan) apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan ditanya (atau dipertanggungjawabkan) tentang apa yang telah mereka lakukan.(Al-Baqarah 2:134) 

Kaedah penafsiran Al Qur'an menyebut :
العبرة بعموم الحكم لا بخصوص السباب
"Ibrah/pengajaran adalah dengan umumnya sesuatu hukum bukan dengan khususnya sebab (tidak perlu didetailkan perkara yang tidak menjadi pengajaran)"

Jelasnya kita dituntut mengambil ibrah/pengajaran daripada kisah mereka bukan selainnya.

Manakala Nabi Muhammad dan pengikutnya itu adalah pembawa agama Islam yang terakhir dan adalah paling layak digelar pewaris nabi Ibrahim a.s. Firman Allah :
إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ

Sesungguhnya orang-orang yang hampir sekali kepada Nabi Ibrahim (dan berhak mewarisi agamanya) ialah orang-orang yang mengikutinya dan juga Nabi (Muhammad) ini serta orang-orang yang beriman (umatnya - umat Islam). Dan (ingatlah), Allah ialah Pelindung dan Penolong sekalian orang-orang yang beriman.
(Aali 'Imraan 3:68)

Agama Islam ini telah sempurna dengan sempurnanya nubuwwah (berakhirnya kenabian) dengan wafatnya baginda SAW sebagai khatamul Anbiya. Maka jelas dan nyata hanya ajaran Islam yang dibawa dan disebarkan dengan teladan Nabi Muhammad saja diterima oleh Allaah SWT.

Allah SWT memberikan penegasan dalam ayat di atas bahawa orang-orang yang paling berhak menjadi pendukung Nabi Ibrahim dan yang paling setia agamanya bukanlah orang-orang yang mengaku saja bahwa Nabi Ibrahim memeluk agamanya, akan tetapi orang-orang yang mengikuti jejak Nabi Ibrahim dan meneruskan dakwahnya. Tentu saja orang-orang itu adalah orang-orang yang beragama tauhid dan dengan ikhlas melaksanakan agamanya. Mereka itu haruslah orang-orang yang berserah diri kepada Allah semata, jauh dari sifat-sifat syirik. Sifat-sifat serupa ini terdapat pada Nabi Muhammad SAW dan pengikut-pengikut baginda.

Mereka memeluk agama Tauhid, sedikitpun tidak terdapat dalam agamanya ajaran-ajaran pemujaan terhadap pemimpin dan tidak membenarkan adanya gerantara dalam hubungan manusia dengan Tuhan. Mereka itu ikhlas dan beramal semata-mata karena Allah tidak karena syirik dan riya.
Kesemuanya itu adalah inti dari pada ajaran Islam. Oleh sebab itu apabila ada agama yang tidak mengikuti prinsip-prinsip tersebut maka agama itu telah jauh menyeleweng dan hanya tinggal bekas-bekasnya saja.

Kemudian Allah SWT menjanjikan bahwa Dia akan memberikan bantuan, kekuatan dan taufik kepada orang-orang mukmin karena memang Allah lah yang menguasai dan mengendalikan urusan mereka, dan memperbaiki keadaan mereka serta memberikan pahala sesuai dengan banyak sedikitnya mereka mengamalkan ajaran Islam.

Sekadar mampu. Wallahu a'lam.


*Nabi Ibrahim juga disebut sebagai yang beragama hanif berdasarkan firman Allah swt.: 
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Ertinya: Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (Q.S Al An'am: 79)

0 comments:

Post a Comment

Copyright @ 2013 INSANI.