Alhamdulilllah, segala puji hanya milik Allah SWT, Rabb semesta alam ini. Dialah Yang Maha Mengetahui
keadaan hamba-Nya. Dia pulalah Yang Maha Mengetahui segala keperluan hamba-Nya. Dia juga mengetahui
bahawa para hamba-Nya lemah dan sangat memerlukan terhadap pertolongan. Oleh kerana itu, Dia
memerintahkan para hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya, sekaligus berjanji akan mengabulkan doa dan
permohonan mereka kepada-Nya apabila terpenuhi syarat-syarat dan adab-adabnya. Allah SWT berfirman
(yang ertinya) :
“Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, nescaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (berdoa kepada-Ku)
akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Al-Mu’min: 60)
Muslimin Muslimat sekalian..
Semoga Allah SWT sentiasa mencurahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita semua. Pada
dasarnya, kita boleh berdoa bila-bila masa dan di mana saja. Akan tetapi, di sana ada waktu-waktu tertentu
yang mempunyai nilai kelebihan untuk dikabulkan doa. Diantara waktu-waktu tersebut adalah:
- Malam (lailatul) Qadar
'Aisyah r.anha pernah bertanya kepada Rasulullah SAW : "Wahai Rasulullah, apa petunjukmu bila
aku mendapati malam (laitul) Qadar itu, apa yang harus aku ucapkan?" Baginda SAW menjawab
: Ucapkanlah (doa):
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, mencintai perbuatan memberi maaf, maka
maafkanlah aku." (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan An-Nasa`i dalam Al-Kubra)
- Di sepertiga malam yang akhir dan di waktu sahur
Allah SWT menyebutkan salah satu sifat para hamba-Nya yang beriman dalam firman-Nya (ertinya):
"Dan pada waktu akhir malam (waktu sahur) mereka memohon ampun." (Adz-Dzariyat: 18)
Abu Hurairah r.a menyatakan bahawa Rasulullah SAW pernah bersabda :
"Rabb kita Yang Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga
malam yang akhir seraya berfirman: "Siapa yang berdoa kepada-Ku nescaya Aku mengabulkan
doanya. Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku berikan apa yang dimintanya. Siapa
yang minta ampun kepada-Ku maka aku akan mengampuninya." (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)
- Di akhir shalat fardhu
Abu Umamah Al-Bahili r.a berkata: "Pernah ada yang bertanya kepada Rasulullah SAW : "Wahai
Rasulullah, doa apakah yang didengarkan (dikabulkan)?” Baginda SAW menjawab :
“Doa yang dipohonkan di tengah malam yang akhir dan di akhir shalat wajib.” (HR. At-Tirmidzi dan
An-Nasa`i dalam Al-Kubra)
Para ulama berbeza pendapat tentang apa yang dimaksud dengan kata ((دُبُرَ)) dalam hadits diatas.
Apakah maksudnya sebelum salam atau setelah salam dari shalat?
Al-Imam Ibnul Qayyim rah.a berkata dalam kitabnya, Zadul Ma’ad, 1/378:
“…boleh jadi maksudnya sebelum salam dan boleh jadi setelahnya. Ibnu Taimiyyah rah.a menguatkan
pendapat yang menyatakan sebelum salam.”
Sedangkan Asy-Syaikh Ibnu ’Utsaimin rah.a berpandangan di akhir setiap shalat fardhu adalah sebelum
salam, sehingga doa itu dipanjatkan setelah selesai membaca tasyahhud akhir dan shalawat sebelum
mengucapkan salam sebagai penutup ibadah shalat. Beliau rah.a berkata: "Riwayat yang menyebutkan
adanya doa yang dibaca sebelum salam. Sedangkan dzikir yang dinyatakan untuk dibaca setelah
selesainya shalat melalui firman Allah SWT (ertinya): "Apabila kalian telah selesai dari mengerjakan
shalat, berdzikirlah kalian kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring
di atas lambung-lambung kalian.” (An-Nisa`: 103)
- Antara adzan dan iqamah
Anas bin Malik r.a berkata: "Rasulullah SAW bersabda :
"Tidak tertolak doa yang dipanjatkan antara adzan dan iqamah." (HR. Abu Dawud)
- Satu waktu di malam hari
Jabir r.a berkata: "Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya pada malam hari ada satu waktu yang tidaklah bersamaan dengan itu seorang
muslim meminta kepada Allah kebaikan dari perkara dunia dan akhirat, melainkan Allah
akan mengabulkan permintaan tersebut, dan itu ada di setiap malam." (HR. Muslim dan Ahmad)
Al-Imam An-Nawawi rah.a ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan: "Pada hadits tersebut
terkandung adanya penetapan satu waktu mustajab pada setiap malam, dan anjuran untuk berdoa di
waktu-waktu malam dengan harapan bertepatan dengan waktu mustajab tersebut." (Al-Minhaj, 3/95)
- Ketika terbangun di waktu malam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang terbangun di waktu malam lalu mengucapkan (artinya) : ‘Tidak ada Illah
yang berhak di sembah dengan benar selain Allah. Tidak ada sekutu baginya dan Dialah yang
memiliki kekuasaan dan pujian dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah.
Maha Suci Allah, Tidak ada Illah yang berhak disembah dengan benar selain Allah. Allah Maha
Besar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah -Subhanahu wa
Ta`ala.” Kemudian mengucapkan (artinya) : “Ya Allah, ampunilah aku”
Atau berdoa, maka dikabulkan (doanya). Dan jika berwudhu’ kemudian melaksanakan shalat
maka shalatnya diterima.” (HR. Al-Bukhari)
Sebahagian ulama mengatakan: “Dalam keadaan seperti ini lebih diharapkan terkabulkannya doa
begitu juga diterimanya shalat dibandingkan waktu/keadaan yang lainnya.” (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 8/311)
- Ketika dikumandangkannya adzan dan dirapatkannya barisan, berhadapan dengan barisan musuh di medan tempur
Sahl bin Sa’d r.a berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Dua waktu/keadaan yang di dalamnya
dibukakan pintu-pintu langit dan jarang sekali tertolak doa yang dipanjatkan ketika itu, iaitu
saat diserukan panggilan shalat (adzan) dan saat berada dalam barisan di jalan Allah (ketika
berhadapan dengan musuh di medan perang)." (HR. Ibnu Hibban dan Al-Baihaqy dalam Al-Kubra)
- Suatu waktu pada hari Jumaat
Abu Hurairah r.a berkata bahawa Rasulullah SAW menyebut tentang hari Jumaat, Baginda bersabda :
"Sesungguhnya di hari Jumaat itu ada suatu waktu yang tidaklah waktu tersebut bertepatan
dengan seorang muslim yang sedang melaksanakan shalat, lalu meminta kepada Allah suatu
kebaikan, kecuali pasti Allah akan mengabulkannya." Baginda SAW mengisyaratkan dengan
tangannya untuk menunjukkan singkatnya waktu tersebut. (Muttafaqun 'alaihi)
Ulama berbeza pendapat tentang batasan waktunya. Ada yang mengatakan waktunya adalah ketika
masuknya khatib ke masjid. Ada yang mengatakan ketika matahari telah tergelincir, ada yang
mengatakan setelah shalat Asar, dan ada pula yang mengatakan waktunya dari terbit fajar sampai terbit
matahari. (Al-Minhaj, 6/379)
Al-Imam Ibnul Qayyim rah.a dalam Zadul Ma'ad (1/378), berpendapat bahwa pendapat yang lebih tepat
dalam permasalahan ini adalah bahawa waktunya setelah shalat Asar, berdasarkan sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Sesungguhnya pada hari Jumaat itu ada suatu waktu yang tidaklah
seorang hamba muslim memohon suatu kebaikan kepada Allah, kecuali pasti Allah akan
mengabulkannya, dan waktunya adalah setelah shalat Asar." (HR. Ahmad)
- Ketika sujud
Abu Hurairah r.a berkata: "Rasulullah SAW bersabda :
"Paling dekatnya seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang sujud, maka
perbanyakkanlah oleh kamu doa ketika sedang sujud." (HR. Muslim)
- Doa pada hari Arafah
Rasulullah SAW bersabda :
"Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah." (HR. At-Tirmidzi dan Al-Baihaqy)
Penutup
Muslimin Muslimat sekalian...
Doa adalah termasuk dalam ibadah. Oleh kerana itu, sudah semestinya kita mencukupkan dengan
apa-apa yang telah dicontohkan oleh junjungan dan suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW dalam
pelaksanaannya. Sebagai contoh, jika kita mahu menggunakan pembukaan ketika hendak berdoa, maka
bukalah doa tersebut dengan pembukaan yang syar'i (yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW). Bukan
dengan pembukaan-pembukaan yang tidak syar’i (yang tidak ada tuntunannya), kerana akibatnya binasa,
doa kita boleh jadi tidak dikabulkan. Disisi lain, kita boleh menuai dosa kerana telah mengadakan
perkara yang baru dalam urusan agama.
Wallahu a’lam...
0 comments:
Post a Comment